KRITIK ESAI PUISI SARJONO SAJAK PALSU
KRITIK ESAI PUISI
KRITIK ESAI PUISI AGUS R. SARJONO
Agus R. Sarjono lahir di Band BuBBung, Jawa Barat, 27 Juli 1962. Beliau adalah seorang sastrawan berkebangsaan Indonesia. Agus dikenal sebagai penyair , penulis dan penulis esai sastra. Salah satu karyanya berjudul sajak palsu.
Puisi sajak palsu ini menggambarkan kehidupan masyarakat bangsa ini yang penuh dengan kepura-puraan. Seperti yang tergambar dalam kutipan di bawah ini:
Selamat pagi pak, selamat pagi bu, ucapan anak sekolah
Dengan sapaan palsu. Lalu merekapun belajar
Sejarah palsu dari buku-buku palsu. Di akhir sekolah
Mereka terperangah melihat hamparan nilai mereka yang palsu
Pada kutipan ini menjelaskan bahwa anak didik belajar dengan palsu atau kepura-puraan. Jika hal seperti ini masih diteruskan akan berdampak buruk bagi siswa sendiri. Seperti halnya jika mereka sudah besar nanti ketika mereka menjadi seorang pemimpin akan berdampak bagi pekerjaanya dan masa depannya.
Bahkan para mempimpin saat ini memiliki kuasa seolah-olah memegang penuh atas rakyatnya sesuai dengan kebijakan yang sudah ditentukan dan rakyatnya harus patuh dengan kebijakan-kebijakan mereka. Para pemimpin di negeri in i sibuk mementingkan urusannya sendiri dibandingkan kepentingan masyarakatnya. Melihat kondisi yang seperti ini sungguh memprihatinkan, mereka yang memiliki ekonomi yang cukup tidak mau memperhatikan mereka yang sedang kekurangan.
Karena tak cukup nilai, maka berdatanganlah
Mereka ke rumah-rumah bapak dan ibu guru
Untuk menyerahkan amplop berisi perhatian
Dan rasa hormat palsu. Sambil tersipu palsu
Dan membuat tolakan-tolakan palsu, akhirnya pak guru
Dan bu guru terima juga amplop itu sambil berjanji palsu
Untuk mengubah nilai-nilai palsu
Dengan nilai-nilai palsu yang baru
Kutipan ini menggambarkan akibat dari para siswa yang belajar dengan kepalsuan yang mengakibatkan hidup mereka juga penuh dengan kepalsuan. Bahkan mereka berani untuk melakukan suap terhadap gurunya. Siswa yang dari awal tidak di didik dengan kejujuran seterusnya akan hidup dengan banyak kebohongan bahkan sampai nanti di dunia pekerjaan seperti yang tergambar dalam kutipan di bawah ini
Masa sekolah
Demi masa sekolah berlalu, merekapun lahir
Sebagai ekonom-ekonom palsu, ahli hukum palsu, ahli pertanian palsu,
Insinyur palsu
Sebagian menjadi guru, ilmuwan atau seniman palsu
Dengan gairah tinggi
Merekapun menghambur ke tengah pembangunan palsu
Dengan ekonomi palsu sebagai panglima palsu
Akibatnya setelah mereka hidup dengan kepalsuan sehingga dalam dunia pekerjaanpun mereka hidup dalam kepalsuan pula.
Komentar
Posting Komentar